Anda sedang melakukan perjalanan jalur
Surabaya-Madiun-Solo yang memakan waktu belasan jam? Singgah saja di
Taman Wisata Monumen Gubernur Soerjo yang menawarkan pesona wisata alam
sejuknya hutan jati.
Taman Wisata Monumen Gubernur Suryo terletak di Jalan Raya Ngawi-Solo
Kilometer 19, tepatnya di Desa Pelanglor Kecamatan Kedunggalar,
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Atau, sekitar 20 kilometer arah barat dari
Kota Ngawi.
Monumen Soerjo, sebuah lokasi wisata di Ngawi, Jawa Timur, menjadi salah
satu tempat wisata terfavorit bagi masyarakat lokal. Meskipun hanya
monumen saja, bangunan monumen ini penuh dengan sejarah yang tidak
mungkin akan dilupakan dengan mudah khususnya oleh masyarakat Ngawi.
Monumen Suryo ini dibangun sebagai tanda hormat masyarakat Ngawi pada
khususnya dan masyarakat Jawa Timur pada umumnya pada seorang tokoh
Gubernur pertama Jawa Timur, RM. Soerjo. RM. Soerjo meninggal akibat
adanya insiden PKI pada tahun 1948. Gubernur Pertama Jawa Timur ini
menjadi salah satu target penculikan oknum PKI dan dibunuh dengan sadis
di tengah Hutan Ngawi Kedungalar.
Lokasi wisata yang tergolong sebagai wisata alam ini tidak hanya
menyuguhkan cerita sejarah yang terintepretasikan melalui Monumen Soerjo
saja, melainkan ada daya tarik wisata lainnya yang tak boleh anda
lewatkan. Sebut saja atmosfir alam yang masih asri dan asli. Lokasi
wisata ini juga menyuguhkan keindahan panorama alam yang sangat indah.
Siapa pun akan merasakan suasana tenang dan damai saat berada di tempat
wisata ini.
Untuk tetap menjaga keasrian lingkungan sekitar monumen, pihak pengelola
tempat wisata Monumen Soerjo telah menghiasi monumen dengan 23 jenis
tanaman langka seperti citradora, sawo kecik, sonokeling, cendana, dan
masih banyak jenis tanaman langka lainnya. Ada juga koleksi burung yang
disangkarkan seperti burung Podang, Perkutut, Bekisar, dan lain
sebagainya. Demi kenyamanan pengunjung, di kawasan wisata ini telah
disediakan berbagai fasilitas dasar seperti mushola, ruang informasi,
taman bermain, dan sebuah pendopo. Para pengunjung tidak dipungut biaya
masuk untuk menikmati segala fasilitas dan daya tarik wisata alam yang
satu ini.
Taman wisata tersebut berada di area hutan jati milik Perhutani KPH Ngawi seluas 32 hektare, namun baru dimaksimalkan sekitar 8 hektare.
Karena itu, wana wisata ini dikelola oleh KPH Ngawi.
Awalnya, Taman Wisata Monumen Gubernur Suryo hanya merupakan sebuah
monumen yang dibangun untuk mengenang jasa Gubernur pertama Jawa Timur,
Raden Mas Tumenggung Aryo Soerjo. Beliau wafat karena dibunuh dan
dibantai oleh komunis pada zaman pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948
di hutan Ngawi tersebut.
Sehingga, lokasi itu merupakan tempat bersejarah yang layak dipelihara
untuk diketahui dan dilestarikan nilai-nilai kepahlawanannya bagi
generasi bangsa. Monumen itu dibangun pada tahun 1975.
Seiring berkembangnya waktu, kini lokasi Taman Wisata Monumen Gubernur
Soerjo telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pendukung yang nyaman.
Berbagai fasilitas tersebut di antaranya adalah bangunan pendopo untuk
beristirahat, taman bermain anak-anak, musala, toilet, kios-kios tempat
penjualan makanan dan cendera mata. Selain itu juga terdapat taman
burung serta tempat pembibitan jati dan pohon lainnya yang dikelola oleh
Perhutani KPH Ngawi. Seperti bibit pohon Sawo Kecik, Citradora,
Cendana, dan Sono.
Karena lokasinya yang berada di jalur utama Surabaya-Solo, maka Monumen
Soerjo cukup ramai dikunjungi orang. Mereka itu ada yang memang
wisatawan, sengaja mengunjungi Monumen Soerjo untuk berwisata. Namun,
ada pula pengguna jalan yang sekadar beristirahat sejenak setelah lelah
menempuh perjalanan panjang.
Saat berada di lokasi tersebut, pengunjung akan disuguhkan dengan
panorama hutan jati yang asri. Suasana rindang pepohonan dipadu apik
dengan taman tanaman hias yang ada di sekitar bangunan utama yakni
monumen patung setinggi 10 meter lebih.
Adapun, makanan yang tersedia di sejumlah kios tersebut cukup
bervariasi. Seperti bakso, mi ayam, nasi soto, nasi rawon, rames, nasi
pecel, dan lainnya. Untuk minuman, selain biasa seperti es teh dan kopi,
terdapat juga es degan atau kelapa muda.
Sumber: https://kampoengngawi.com
0 komentar:
Posting Komentar