Unordered List

Jumat, 07 September 2018

Wisata Benteng Pendem

     Benteng pendem dibangun pada tahun 1839 sampai 1845. Pengerjaan itu memakan waktu 6 tahun lamanya. Menurut informasi yang saya dapat, tujuan utama dibuatnya benteng ini adalah untuk menghambat atau menangkal pasukan Diponegoro terhadap Belanda.
Jika kalian jeli, ketika di papan pintu masuk benteng, di atasnya terdapat tulisan benteng ini dibangun. Dalam pintu masuk utama ini, terdapat roda besi dengan cara membukanya memutar porosnya.

Total semua area benteng ini seluas 19 Ha. Untuk bangunan sendiri sebesar 1,1 Ha. Kemudian untuk luas bangunan benteng, halaman dan parit sebesar 6,52 Ha. Dalam bangunan ini terdapat beberapa wilayah. Diantaranya ada parit, makam KH. Muhammad Nursalim dan lainnya. Bangunan ini kontruksi utamanya adalah berbahan dari kayu dan pasangan batu merah. Untuk tingkat bangunan sendiri memiliki dua lantai.
Bangunan benteng ini dikelilingi oleh tanggul setinggi benteng dan parit. Maka dari itu, sering disebut dengan benteng pendem.
Benteng pendem dibangun pada Pemerintahan Hindia Belanda oleh gunernur Defensieljn Van Den Bosch. Benteng ini diberi nama Fort Van Den Bosch, namun lebih dikenal dengan benteng Van Den Bosch dan atau warga sekitar sering menyebutnya dengan Benteng Pendem.
Benteng Pendem ini sebelum dibuka untuk umum, adalah markas Yon Armed 12 dan juga tempat penyimpanan atau gudang amunisi (setelah Indonesia merdeka). Namun setelah Yon Armed 12 pindah di Jrubong, Ngawi. Maka mulai tahun 2010 (?) bangunan ini dibuka dan dijadikan tempat wisata untuk umum.
Untuk informasi tambahan, tiket masuk ke tempat ini sebesar Rp 5000 per orang. Untuk akses sendiri sangat mudah. Karena wilayah ini berada di pusat kota ngawi. Jika Anda sudah sampai di Alun-alun Ngawi. Kira-kira jaraknya sekitar 2 KM arah utara. Masuk ke jalan Diponegoro. Anda tinggal nyari ojek sekitar alun-alun jika tak membawa kendaraan pribadi. Kurang lebih memakan waktu 10 menit.

Walaupun bangunan ini sudah berusia hampir dua abad. Namun bangunan ini masih berdiri kokoh. Tetapi juga ada beberapa bagian yang direnovasi. Di tengah bangunan ini terdapat hamparan rumput yang hijau. Maka dari itu, bagi kalian yang narsis tempat ini sangat cocok dan bagus sekali untuk dijadikan objek foto.

Bangunan yang klasik serta fotogenik ini membuat banyak muda-mudi, anak sekolah dan juga anak-anak yang datang kesini. Tujuan utamanya tak lain adalah untuk mengabadikannya dengan cara selfie atau foto-foto bersama teman, pacar atau keluarganya.

Sejarah kota Ngawi sangat panjang. Itu terlihat dari sejarah bangunan ini. Seperti yang saya singgung di atas, di dalam bangunan ini Terdapat makam KH. Muhammaad Nursalim. Beliau adalah salah satu anak buah atau pengikut pangeran Diponegoro. Menurut mitos masyarakat setemapat, ia adalah penyebar agama islam pertama di daerah ngawi. Dan juga tokoh pejuang yang ditangkap oleh pemerintah Belanda. Ia ditembak berkali-kali oleh pasukan belanda dan karena kehebatannya ia tidak mati. Lantas ia dikubur hidup-hidup di dalam benteng tersebut.
Kalian tak akan menyesal jika datang kesini. Tiket yang murah dan akses sangat mudah dijangkau. Tentunya anda akan mendapat banyak ilmu, sejarah, dan juga foto-foto yang bagus untuk kalian jadikan foto profil di akun sosial media anda.
Mungkin sedikit informasi yang bisa saya bagikan tentang benteng pendem. Jika penasaran, segeralah berkunjung di Ngawi. Jangan lupa membeli oleh-olehnya juga.





Sumber:  http://ngawiramah.com

0 komentar:

Posting Komentar