Mengisi liburan tidak harus jauh dan memakan biaya yang terlalu mahal
karena jauh hingga keluar kota. Bagi sahabat Direktori Wisata yang
tinggal di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur bisa menghabiskan waktu libur
bersama keluarga ke tempat wisata yang bernuansa ilmu pengetahuan dan
sejarah. Salah satunya ke Museum trinil yang berlokasi di Desa Kawu,
Kedunggalar Ngawi, sekitar 15 km dari pusat Kota Ngawi, Jawa Timur.
Keindahan arsitertur bangunan dari Museum Trinil terlihat unik dan
mampu menarik perhatian para wisatawan tuk bertandang ke lokasi. Baik
wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Konon informasi yang Direktori
Wisata Indonesia terima di lokasi, terdapat tugu peringatan, dimana tugu
tersebut dibangun oleh seorang Ilmuan asal Belanda yang bernama “Eugene
Dubois”.
Konon tugu tersebut dijadikan sebagai tanda ditemukannya fosil
manusia kera yang berdiri tegak “Pithecantropus Erectus” yang berupa
langit tengkorak dan tulang paha, penemuan ini dikategorikan dalam genus
“Homo Erectus” asal Jawa.
Sedangkan disi lain dari area Museum Trinil
pada halaman museum, kita juga dapat menemukan banyak patung hewan
purba, di mana di lokasi ini nantinya kita dapat melihat koleksi
binatang purba yang berukuran lebih besar dibanding hewan sekarang.
Kono informasi yang Direktori Wsata dapatkan di lokasi, asal muasal
sejarah berdirinya Museum Trinil di Kabupaten Ngawi ini dikarenakan
ditemukannya situs fosil makhluk purba pada ribuan tahun yang lalu.
Untuk penyebutan nama Trinil sendiri berawal dari tiga nama desa yang
menjadi objek penelitian Eugene Dubois mengenai Fosil. Dimana tiga desa
tersebut meilputi Desa Kawu, Desa Gemarang dan Desa Ngancar, sehingga
diberi sebutan Tri.
Sedangkan untuk lokasi ketiga desa tersebut berada dalam kawasan
bengawan Solo dimana bengawan ini memiliki debit air yang besar layaknya
sungai Nil yang berada di Mesir sehingga dikiaskan dengan sungai Nil
dan jadilah nama yang disebut Trinil. Begitulah informasi yang kami
dapatkan dari petugas di lokasi Museum Trinil Kabupaten Ngawi.
Hingga saat ini museum Trinil sering dikunjungi oleh pelajar dan
kalangan akademisi. Selain berwisata, mereka juga dapat memperoleh
banyak pengetahuan serta pengalaman mengenai fosil, penelitian ilmiah
juga sering dilakukan oleh para peneliti untuk mengungkapkan sejarah
pada zaman purba.
Lanjut Perjalanan jelajah di Museum Trinil Ngawi…..
Memasuki area museum, kita akan menemukan ruangan yang berisi beraneka macam pameran fosil hewan dan tumbuhan. Beberapa fosil hewan yang ditunjukkan banyak ragamnya, conthnya seperti bagian gading gajah purba, banteng purba, tulang rahang bawah macan, tanduk kerbau purba dan jenis hewan purba lainnya. Fosil-fosil tersebut terlihat tertata rapi di dalam almari dan masing-masing fosil diberi keterangan yang mengisahkan masing-masing benda tersebut dilengkapi nama latinnya.
Memasuki area museum, kita akan menemukan ruangan yang berisi beraneka macam pameran fosil hewan dan tumbuhan. Beberapa fosil hewan yang ditunjukkan banyak ragamnya, conthnya seperti bagian gading gajah purba, banteng purba, tulang rahang bawah macan, tanduk kerbau purba dan jenis hewan purba lainnya. Fosil-fosil tersebut terlihat tertata rapi di dalam almari dan masing-masing fosil diberi keterangan yang mengisahkan masing-masing benda tersebut dilengkapi nama latinnya.
Di dalam ruang pameran museum Trinil juga tersedia koleksi tengkorak
manusia purba, sayangnya yang di pamerkan kepada pengunjung hanya berupa
duplikat dan yang asli telah di bawa ke Negara Belanda “ kata Catur
Harigumono selaku pemelihara Museum Trinil”.
Tidak hanya itu yang bisa kita nikmati di Museum Trinil, bagi sahabat
Direktori Wisata Indonesia yang datang ke tempat wisata edukasi
heritage di museum Ngawi ini juga dapat melihat berbagai koleksi batu di
zaman purba.
Lanjut perjalanan di dalam area Museum Trinil……
Untuk jenis batu yang dipamerkan berupa batu andesit, batu bata, batu putih, terakota, keramik dan logam. Sebenarnya di museum Trinil ini masih memiliki banyak koleksi, terdapat 1.500 fosil, namun yang dipamerkan kepada pengunjung baru sekitar 1.000, selebihnya masih dalam proses penataan dan masih di simpan dalam gudang museum.
Untuk jenis batu yang dipamerkan berupa batu andesit, batu bata, batu putih, terakota, keramik dan logam. Sebenarnya di museum Trinil ini masih memiliki banyak koleksi, terdapat 1.500 fosil, namun yang dipamerkan kepada pengunjung baru sekitar 1.000, selebihnya masih dalam proses penataan dan masih di simpan dalam gudang museum.
Melihat fosil yang berada di tempat wisata Museum Trinil ini seakan
kita merasakan hidup di tengah masyarakat purba pada ribuan tahun yang
lalu. Di mana manusia mampu bertahan hidup dengan keadaan yang masih
primitif.
Selain koleksi berbagai fosil yang menjadi andalan yang dipamerkan di
Museum Trinil, di lokasi ini juga terdapat fasilitas yang dapat
dinikmati pengunjung. Di kawasan wisata Ngawi ini juga terdapat area
bermain anak-anak di mana anak-anak bebas bermain sesuai yang diinginkan
dengan catatan masih tetap dalam pengawasan, ruang pembelian tiket,
ruang informasi, ruang studi koleksi, dan ruang laboratorium, terdapat
pula toilet umum, tempat ibadah serta area parkir yang luas.
Lelah setelah selesai bermain dan mengitari seluruh sudut museum,
anda para pengunjung dapat bersantai dan beristirahat bersama rombongan
dan keluarga di pendopo yang berada tepat di halaman depan museum yang
bisa kita pergunakan. Informasi lebih lanjut sahabat Direktori Wisata
Indonesia bisa menghubungi pengelola museum.
Untuk dapat memasuki kawasan wisata dan melihat semua jenis koleksi
fosil di museum, anda tidak perlu khawatir untuk membayar mahal karena
konstribusi yang ditentukan kepada pengunjung hanya Rp. 5.000 bagi
wisatwan lokal serta Rp. 10.000 bagi wisatawan asing.
Sedangkan untuk jam operasional Museum Trinil Ngawi buka setiap hari mulai Selasa – Minggu dari pukul 07.30 pagi hingga pukul 15.30 sore. Untuk hari Senin museum ini ini tutup sebagai hari libur spesial.
Sumber: https://direktori-wisata.com
0 komentar:
Posting Komentar